Langit menerjunkan ribuan Kristal
Menderu mencapai bumi
Menerkam jerit
Membungkam kelu hati
Tertatih-tatih merangkak
Tergores luka terbasuh perih
Sisakan isak melebur dalam hujan
Malaikat itu meneduhkan
Bak beringin yang kokoh
Bak sepi yang hangat
Ia tersenyum dalam hujan
Menari memujanya
Menyambut kiriman surga
Lewat tawanya
Hujan meninggalkan bumi
Malaikat berhenti menari
Sayapnya menghilang bersama hujan
Terganti warna indah di langit
Hujan tak pernah menangis kehilangan
Hujan tersenyum menyisakan keabadian
Pas nanya pendapat si orang gaje katanya "gak mudeng aku, tapi bagus" jadi ingat dulu. Hahaha, dimana-mana orang berbalas pantun berbalas gombalan, kalau kami berbalas puisi. kadang ketahuan banget lagi esmosinya, Bahasanya mamen. Jahat. hahhaha. Pengen lagi eh, secara gak langsung kalau bikin puisi ke dia menyelipkan sedikit pesan. Aw aw aw aw
kalau dia mah puisinya politik -_-'
hah, nda nyangka suka puisi tuh orang --' gak kelihatan dari muka mukanya :D:D:D
0 komentar:
Posting Komentar
Komen yang tidak melanggar SARA dan sopan yaaa